Langsung ke konten utama

Perubahan Sosial Masyarakat Pantai Wisata Karang Jahe

Pantai Karang Jahe terletak di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

Sebelum ada Pantai Karang Jahe yang mempunyai pemandangan yang indah khususnya pada pagi hari saat matahari akan terbit dan sore hari saat matahari akan tenggelam sekarang ini sebenarnya dulu pernah ada sebuah wabah. Awalnya rumah dipantai Dukuh Belah lalu berpindah ke Dukuh Godho. Selalu berpindah-pindah dan akhirnya wabah tersebut hilang yang terbantu dengan adanya terumbu karang yang berbentuk seperti jahe.

Pantai yang dirintis oleh Pak Ali Mustofa ini tidak mudah, tentu ada perjalanan yang tidak mulus. Apalagi ini dalam lingkungan masyarakat. Yang harus mengikuti alur dimasyarakat sekitarnya.

Pak Ali sendiri juga berusaha untuk meyakinkan masyarakat sekitar yang sulit. Karena dulu hanya ada beberapa destinasi wisata di Rembang yaitu:
1. Pantai Kartini Rembang
2. Gedung Mulyo atau Pantai Caruban
3. Pantai Mbinangun
4. Karang Jahe

Dengan adanya Hutan mangrove, Hutan Pinus, dan lainya hanyalah sebagai hal yang dapat mendukung  Pantai Karang Jahe saja.
Awalnya pun masyarakat ada yang setuju dan ada yang tidak setuju. Dan Pak Ali mengadakan sebuah sosialisasi untuk masyarakat agar dapat mengetahui pentingnya mengembangkan destinasi Pantai Karang Jahe ini.
Dengan melakukan:
1. Penanaman Mangrove tahun 2008-2009
2. Penanaman Pohon Cemara tahun 2010
Dan masih gagal juga, dengan hal ini Pak Ali mencoba memikirkan, tanaman apa yang cocok ditanam disekitar Pantai Karang Jahe?
Dan pada tahun 2010 juga Pak Ali mencoba menanam Cemara Laut dan akhirnya cocok.
Walaupun sudah begitu masih saja masyarakat belum mengerti dan belum sepakat dengan penanaman Cemara Laut ini.
Ada yang berusaha merusak dengan menggembala kambing disekitarnya, bermain yang menyebabkan kerusakan pada tanaman, mencabutnya dan lainya.

Dengan adanya sosialisasi yang sering Pak Ali lakukan masyarakat dapat menerima, Namun tetap saja ada Pro dan Kontra dari masyarakat. Dengan hal itu Pak Ali mencoba untuk mengikuti suatu lomba agar diterima masyarakat dan mengubah sedikit pandangan masyarakat.
Setelah Pak Ali lulus dibangku SMA beliau adalah seorang perantau dan setelahnya beliau mencoba untuk memasuki masyarakat untuk melakukan perubahan dengan mengikuti beberapa organisasi yang berupa:
1. Karang taruna.
2. Kelompok tani.
3. Kelompok nelayan.
4. Kegiatan keagamaan yang berupa mengikuti kegiatan di hari besar islam, pengurus masjid, pengurus mushola.
5. Pengelolaan air bersih dalam bidang pemasaran dan lainya.
Dan sebelum itu beliau belum pernah sama sekali mengikuti organisasi kemasyarakatan.
Dalam hal ini Pak Ali mendapat pengaruh dari lingkungan masyarakat.
Dan sekarang ada sekitar 150-200 pelaku usaha di Karang Jahe dan itu hanya kuliner saja.
Sungguh pencapaian yang luarbiasa dan perlu diapresiasi.

Cara Pak Ali dalam mengelola strategi penjualan pelaku usah adalah dengan memberikan kesempatan orang asing atau bukan warga setempat agar warga desa karang jahe bisa belajar dan mengetahui manfaat dari wisata tersebut.

Dan awalnya makanan atau jajanan ini harganya terlalu murah hingga Pak Ali membuat suatu Paguyuban yang terdiri dari:
1. Paguyuban kuliner makanan berat.
2. Paguyuban kuliner makanan ringan atau Paguyuban asongan dengan fasilitas ruko kecil.
3. Paguyuban perahu wisata.
4. Paguyuban perahu karet.
5. Paguyuban ATV.
6. Paguyuban kereta wisata.

Hal ini agar lebih mudah atau gampang dalam mengelola dengan SOP masing-masing terkait harga standar agar tidak terjadi harga yang tinggi.

Dalam kehidupan percintaan Pak Ali sendiri adalah seorang pendiam. Dan dia memiliki seorang istri tanpa harus melewati masa pacaran. Untuk meyakinkan istrinya yang sekarang Pak Ali hanya perlu menjadi dirinya sendiri tidak perlu aneh-aneh.
Perlu dicontoh juga untuk anak muda zaman sekarang yang selalu bertele-tele dalam hal percintaan.
Hanya perlu setia dan menjadi diri sendiri.

Latar belakang profil keterbatasan kekurangan masyarakat atau mata pencaharian sebelum adanya wisata karang jahe ini adalah sebagai petani, petani tambang, petani sawah, dan juga nelayan.

Dahulu merupakan desa tertinggal, pantainya pun sering abrasi.

Wisata Pantai Karang Jahe juga pernah mendapat juara 5 besar dari lomba nasional wisata di kementerian desa dan untuk mengambil hadiahnya sendiri di Yogyakarta.

Cara agar dapat mengembangkan desa menurut Pak Ali adalah dengan:
1. Niat dan komitmen bersama.
2. Komunikasi selalu baik.

Dan untuk langkah-langkah awalnnya:
1. Awalnya dari desa sendiri sudah terbentuk kepengurusan kepanitiaan untuk mengurus pemetaan dan perencanaan.
2. Rencana selanjutnya yaitu pendataan potensi apa yang cocok untuk disuguhkan nanti dan SDM apa yang akan dipersiapkan untuk konsep sebuah desa wisata. Mulai dari SDM, SDA, dan kebudayaan.
Dan pengalaman Pak Ali saat Study banding di Yogyakarta karena karakter daerah yang berbeda. Di Rembang dengan Yogyakarta dan Solo sangat berbeda.
Masyarakat Rembang didaerah pantai dengan tipe keras atau suaranya yang keras. Berbeda dengan orang Yogyakarta dan Solo yang lembut ketika berbicara.

Dan ketika menyambut wisatawan yang berkunjung di Desa wisata Karang Jahe masyarakatnya pun mengetahui dan menawarkan untuk berkunjung misalnya "Monggo pak buk mamper rien."
Ini adalah salah satu cara Pak Ali Mustofa dalam mengatur masyarakat agar tidak terjadi konflik dan masyarakat tetap mendapatkan keuntungan dari wisata Karang Jahe. Dengan masuk ke Paguyuban masing-masing sesuai Paguyuban yang ada dengan menyelesaikan satu-satu.

Dan pernah sewaktu-waktu pernah terjadi sebuah rapat selama 1 bulan full terisi rapat yang dialami oleh Pak Ali. Dengan masing-masing Paguyuban melakukan rapat dan dengan pengelola, Kepala Bumdes, dengan Desa. Untuk menyamakan persepsi dan SOP agar tidak terjadi konflik atau perselisihan.
Pengalaman Pak Ali sendiri ketika terjadi sebuah perebutan diwahana wisata dalam hal memperebutkan berupa sewa tempat atau wahana, Pak Ali melalukan perundingan dengan mendekati langsung pelaku usaha untuk meminta maaf dan meluruskan masalah dan juga memperhatikan pokok masalahnya untuk memberi sebuah nasehat kepada pelau usaha yang mengalami konflik.

Cara Pak Ali dalam mengurus pembagian pendapatan hasil desa adalah 40% atau 60%.
40% untuk dilapangan atau panitia pengurusnya atau oprasional dan dan 60% untuk desa atau pengembangan wisatanya.
Pengelola wisata Karang Jahe dulu adalah Unit Bomdes atau yang bernama Bomdes Abimtramana pada tahun 2016.

Dan ketika pandemi dulu keadaan masyarakatnya gelisah dan tertekan dengn aturan-aturan yang ketat untuk melakukan penutupan wisata. Dan ada aturan-aturan terbaru masyarakat dapat membuka wisatanya lagi walaupun dengan adanya aturan yang masih berlaku dengan ketat.

Sikap perubahan masyarakat dulu dengan yang sekarang sangat berbeda. Yang dulunya ada warga yang tidak setuju  dan menyimpulkan akan timbul kemaksiatan dan dengan kata-kata negarif (haram) dan lainya dan sekarang dengan tercapainya keberhasilan Pak Ali mereka baru mengatakan menjadi kata-kata positif (halal-halal).

Dan yang dulunya mengatai (haram-haram) sekarang menjadi salah satu pelaku usaha dan betah berlama-lama disana.

Dampak untuk kesejahteraan masyarakat sanvat luarbiasa dari segi perekonomian, infrastruktur, fasilitas pembangunan, kegiatan sosial, pendidikan, dan keagamaan.
Pembagian hasil dari Bumdes masuk ke desa PAdes dan masuk ke  PAD lalu ke desa, merbot masjid, merbot mushola, guru madin, guru TPQ, dan kegiatan-kegiatan hari besar islam. Saat bulan satu suro pun masyarakat melakukan santunan untuk anak yatim piatu. Dan juga kegiatan 17-an dan lain lain yang ada di desa.

Peran anak muda dalam konstribusi desa adalah sangat dibutuhkan dan menjadi kesempatan para pemuda desa. Untuk konstribusi desa sendiri guna memajukan desa agar lebih sejahtera. Yang awalnya petani garam, petani tambang, dam petani sawah yang upahnya hanya Rp. 10.000 sampai Rp. 20.000 menanam padi perhari untuk sekarang tidak akan mau. Dan sekarang hanya dengan perahu karet atau membantu mencari wisatawan naik, ini dibayar Rp. 60.000, Rp. 80.000, hingga Rp. 100.000 yang instan.

Dampak dengan adanya wisata Pantai Karang Jahe ini sangat luar biasa untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.

Infornam/Narasumber: Pak Ali Mustofa
Dalam podcast YOUTUBE SMA N 1 PAMOTAN
Penulis blog Anik Hidayati siswi SMA N 1 PAMOTAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengidentifikasi Masalah-Masalah Yang Ada Di Pasar Tradisional Pamotan

(Fotografer: Dita Aurelia Putri) Namaku Anik Hidayati bersama temanku Dita Aurelia Putri, yang saat ini sedang belajar pengamatan sosiologi tentang pasar tradisional. Yang sedang berkunjung di pasar tradisional pamotan. Saat itu pagi hari, Sabtu 06 Agustus 2022 kami berdua berangkat pukul 07.30 wib sampai siang. Biasanya saya sendiri kerap berkunjung di Pasar Jetak Desa Kepohagung Pamotan. Sebuah pasar desa yang lokasinya berada di sebelah selatan barat daya pasar pamotan. Namun kali ini kami berdua berkunjung di Pasar Tradisional Pamotan. Alasan kami cukup moderat, karena pada hari sabtu pasar jetak tidak buka dan hanya buka pada hari senin dan kamis saja.  Dalam hal ini juga saya menemuka beberapa masalah fisik pasar tradisional Pamotan , yaitu sebagai berikut: 1. Akses jalan (Fotografer: Dita Aurelia Putri) Saat memasuki area pasar dapat dilihat dari gambar diatas. Saya merasa akses jalannya sempit ditambah lagi dengan masyarakat yang sedang berbelanja. 2. Bangunan atau Toko (Fotogr

Menyusun Pedoman Pengamatan dan Daftar Wawancara Penelitian Sosial tentang Pengaruh Wisata Karangjahe Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Desa Punjulharjo

 Daftar Pertanyaan: 1. Biodata Informal -Nyuwun sewu buk/pak/mbah,nyuwun perso asmane njenengan sinten?  -Yuswane njenengan pinten? -Njenengan asli desa mriki nopo mboten? -Nyuwun perso asmane garwane njenengan sinten? -Merdamele njenengan kaleh garwane njenengan nopo? 2. Asal-Usul Nama Desa -Buk/pak/mbah, Asal usul desa punjulharjo niku pripon? -Sinten pertama kali ingkang ngasmani desa Punjulharjo? -Teng mriki dukuhe wonten pinten? -kok saged diasmani dukuh niku asal usule pripon? -Teng desa mriki niku wonten pundene nopo mboten? -Kak wonten nopo mawon pundene? -Asal usule pripun? 3. Keadaan Penduduk -Ingkang seng manggen mriki pertama kali niku sinten? -Keadaane penduduk jaman riyen kaleh sak niki niku pripon?  -Setiap griyo biasane dinggeni tiyang pinten? -Kesehariane penduduk jaman riyen mriki niki nopo? -Yen sakniki kesehariane nopo Mbah/Pak/Buk 4. Tata Ruang Tempo -Keadaane desa mriki jaman riyen kaleh sak niki niku pripon? -Keadaane dalan jaman riyen niku pripon? -Jaman riyen s

PENGARUH WISATA PANTAI KARANG JAHE, DALAM PERUBAHAN SOSIAL DESA PUNJULHARJO

Foto dari Dwi Kurniati Rabu, 12 Oktober 2022 SMA Negeri 1 Pamotan XII IPS mengadakan Learning Tour ke Desa Punjulharjo Karang Jahe. Untuk melakukan sebuah penelitian perubahan sosial masyarakat Punjulharjo dengan adanya wisata Pantai Karang Jahe. Kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi kami bagaimana kehidupan masyarakat Punjulharjo dengan berinteraksi langsung dengan tokoh masyarakatnya. Oleh karena itu, artikel saya ini menjelaskan tentang kegiatan kami selama learning tour. Dan untuk lebih detail, bisa dilihat di link YouTube berikut: Foto dari Ellya Mafazatun Nikmah Nah, sebelumnya saya akan memberitahukan awal perjalanan kami yaitu tepat pada pukul 06.50 saya tiba di sekolah bersama kedua temanku yaitu Dita dan Anisa. Sebelum berangkat kami memasuki kelas terlebih dahulu untuk memastikan peralatan dan kebutuhan kami selama kegiatan lengkap. Dan naasnya saya lupa membawa carger untuk menyalakan lampu sebagai alat penerang. Syukurnya temanku Sela membawa jadi tidak perlu khawati